MAGDEBURG, Saco-Indonesia.Com -
Ancaman banjir belum juga berlalu di Jerman. Ribuan petugas darurat, tentara, dan relawan,
Minggu (9/6), mengalihkan perhatian kepada Kota Magdeburg yang berjuang melawan banjir terburuk
di Eropa tengah dalam satu dekade.
Banjir di Jerman dalam sepekan terakhir
telah menyebabkan evakuasi massal, yang menurut anggota parlemen sebagai sebuah ”bencana
nasional”. Luapan air Sungai Elbe yang bergerak ke utara kini mengancam Magdeburg, kota di
timur Jerman. Wilayah luas di sekitar kota tertutup lautan air warna coklat akibat hujan lebat
di hulu Sungai Elbe yang berada di Ceko.
Tingkat muka air Sungai Elbe di
Magdeburg 7,45 meter pada Minggu pagi, lebih tinggi tiga kali lipat daripada muka air normal
yang setinggi dua meter. Pejabat setempat mengatakan, kondisi itu lebih buruk daripada banjir
besar di kawasan itu tahun 2002.
Walau ada upaya keras untuk mengamankan
kota, sebuah bendungan jebol di selatan kota di titik di mana Sungai Elbe bertemu anak Sungai
Saale. Pusat komando krisis lokal mengatakan, hal itu memaksa 150 warga yang masih bertahan di
wilayah itu harus dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
Presiden Jerman
Joachim Gauck kemarin mengunjungi Negara Bagian Saxony dan Saxony- Anhalt yang terkena banjir.
Dari udara, atap dan puncak-puncak pohon menyembul dari wilayah luas yang tergenang air, dan
hanya bisa dijangkau dengan perahu dan helikopter.
Ironisnya, matahari musim
panas bersinar cerah di atas wilayah yang dilanda banjir. Ribuan relawan dan petugas yang
mengisi karung pasir dan membantu warga mengungsi harus menggunakan tabir surya dan losion
antinyamuk.
Harian Leipziger Volkszeitung memberitakan, pemerintahan
Kanselir Angela Merkel merencanakan pertemuan krisis dengan perdana menteri negara- negara
bagian untuk membicarakan biaya bencana itu. ”Kita menghadapi bencana nasional,”
kata Gerda Hasselfeldt, anggota parlemen dari Uni Sosial Kristen.
Ironisnya,
bencana ini juga menjadi tontonan sejumlah warga. Mereka menghalangi upaya penyelamatan dan
membuat kesal para petugas. ”Wisata bencana adalah masalah serius. Orang- orang yang
menonton memarkir mobil sembarangan, menghalangi jalan dan petugas darurat, mengancam
keselamatan tanggul, serta membahayakan diri mereka sendiri,” kata Hans-Peter Kroeger,
Ketua Asosiasi Pemadam Kebakaran, seperti dikutip kantor berita DPA.
Normal
Keadaan di Ceko normal setelah puncak banjir lewat.
Namun, penahan banjir tetap dipasang setelah ada prakiraan badai dan hujan lebat. ”Bahaya
masih ada, bahkan di tempat-tempat yang telah terkena banjir karena tanah masih basah,”
kata PM Ceko Petr Necas.
Kini giliran banjir mengancam Budapest, Hongaria,
seiring arah aliran Sungai Danube ke timur. Warga bekerja sama memperkuat tanggul dengan
menambah karung pasir.
PM Hongaria Viktor Orban mengatakan, ketinggian muka
air Sungai Danube mencapai puncaknya di Budapest, Minggu malam. Tanggul-tanggul sungai telah
diperkuat di beberapa titik kritis. Orban mengatakan, tingkat air baru surut perlahan pekan
depan. (AFP/Reuters/DI)